Selama 1 bulan
penuh apakah itu 29 atau 30 hari kita berjuang menahan dahaga, lapar
dan menahan nafsu akhirnya kemenangan itu tercapai setelah datangnya
hari raya Idul Fitri
.Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Laillahaillallah Wallahu Akbar Allahu Akbar Walillah Ilham.
Suara takbir
bergemuruh menyeruhkan dan menggetarkan hati dikala hati ini menjadi
kembali bersih. Yang lebih menggembirakan dihari raya ini bisa
berkumpulnya suatu keluarga yang telah lama tidak bertemu. Silaturahmi
kembali mengikat dengan saling memaafkan dan saling bertegur sapa dengan
sanak keluarga, tetangga dan sahabat.
Tetapi
dari semuanya ini bisakah kita memaknai datangnya hari kemenangan itu?
Bisakah kita merasakan kemenangan itu? Dan layakkah kita mendapatkan
kemenangan itu? Semua
pertanyaan ini mungkin telah terbesit dihati kita namun tak pernah
tergubris dihati kita untuk menjawab itu semua dengan lapang dada dan
menerima. Kemenangan itu sejatinya akan Allah berikan kepada seseorang
yang benar-benar sepenuhnya menjalankan ibadah dibulan puasa.
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda “barang siapa yang menyambut bulan ramadhan dengan gembira niscaya ia akan terjauh dari api neraka”. Janganlah
kita merasa bangga telah yakin bahwa kita akan terjauh dari api neraka
karena kita telah menyambut dengan gembira saja. Sabda Rosul itu
sebenarnya meyakinkan kita bahwa bulan ramadhan yang agung bukan
disambut dengan gembira di awal-awal ramadhan saja tetapi kita sambut
dengan gembira sampai akhir ramadhan yaitu dengan cara memaksimalkan
semua ibadah-ibadah yang akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Dan janganlah kita terlena dengan kemenangan itu
sesungguhnya kita merasa bersedih apakah bulan yang agung ini akan
kembali menjumpai kita. Marilah kita memohon ampun kepada Allah SWT
semoga kita bisa bertemu kembali dibulan yang suci ini yaitu bulan
Ramadhan. Marilah kita memaknai hari kemenangan yang jatuh pada 1 Syawal
ini dengan banyak-banyak beristighfar kepada Allah SWT. Sucikan hati
kita dengan perbuatan yang lebih baik lagi. Jangan kita menumpuk dosa
karena kita berkhayal bahwa dosa kita akan diampuni pada bulan ramadhan
dan kembali suci saat hari raya idul Fitri marilah kita berpikir dengan
cerdik bahwa sesungguhnya ajal itu akan menghampiri kita. Kalau sudah
tiba ajal kita, dan diri kita masih dalam keadaan berdosa dan tidak
sempat lagi menikmati bulan penuh ampunan dan hari kemenangan itu
sungguh merugi lah kita. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang
seperti ini. Nauzzubillahi Minzalik
Sumber : Bazma Prabumulih
Berita Terkait
Subhanallah.. Semoga kita bisa menjadi lebih baik lagi...Aammin Ya Rabb...
ReplyDeleteAamiinn
ReplyDelete