Pada tahun 2013 Bazma Asset 2 menggelar khitanan massal gratis sebanyak 250 anak dari keluarga kurang mampu. Namun malang nasib Muhammad Alfaridzi yang saat itu berusia 8 tahun tidak bisa mengikuti khitanan massal karena Alfaridzi mengalami penyakit pada kelaminnya (maaf).
Alfaridzi diagnosa mengalami penyakit hipospadia sehingga harus dilakukan operasi. Bapak Edi Hasrul yang merupakan ayah dari Alfaridzi terpukul sekali mendengar kabar itu, selain harus menunda anaknya dikhitan beliau juga harus memikirkan biaya operasi nanti pada anaknya.
Bazma Asset 2 yang mengetahui kesulitan keluarga Bapak Edi Hasrul yang bekerja serabutan ini, akhirnya membantu biaya transportasi untuk konsultasi langsung ke RSMH Palembang. Pada konsultasi pertama memang Alfaridzi harus segera di operasi. Dan pada tahun 2014 dilakukanlah operasi yang pertama. Alhamdulillah operasi tersebut berjalan lancar namun masih akan kembali di operasi dalam beberapa waktu kedepan.
Pada tahap selanjutnya Alfaridzi kembali di operasi sekaligus dilakukan pengkhitanan yang juga berjalan lancar. Singkat cerita selama tiga tahun sampai terakhir yang diketahui tim Bazma pada tanggal 20 September 2017 Alfaridzi sudah 5 kali di operasi namun untuk hasil kesembuhannya masih belum bisa dipastikan. Pihak medis pun kembali akan melakukan operasi yang keenam setelah melihat hasil perkembangan dari operasi sebelumnya.
Kesedihan ini memang belum lah berakhir, Bapak Edi dan juga istrinya terus berupaya dan berdoa untuk kesembuhan anaknya. Pada operasi kelima kemarin Alfaridzi harus beristirahat dirumahnya dan telah libur 1 bulan sekolah.
Bazma Asset 2 pun selalu memberikan support kepada keluarga Bapak Edi dengan memberikan bantuan untuk transportasi dan biaya akomodasi saat mengantar Alfaridzi konsultasi dan operasi. Untuk biaya operasinya, Alhamdulillah melalui program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari Pemerintah seluruh biaya operasi dan penginapan gratis.
Keluarga kecil ini memang sangat sedih menerima ujian yang diberikan Allah SWT kepada mereka melalui anaknya, namun mereka tak ingin menampakkan kesedihan dihadapan anaknya tersebut. Namun yang pasti Bapak Edi dan istrinya tak pernah berhenti berdoa dan berusaha demi kesembuhan putranya ini.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda