Bapak Faizi seorang musafir yang juga seorang muallaf datang ke kantor Bazma setelah dirinya tak sanggup lagi melanjutkan perjalanan pulang kampung. Saat tiba di Prabumulih bapak Faizi tak memiliki ongkos yang cukup untuk melanjutkan perjalanan pulang. Beliau yang ingin pulang ke Jambi ini memang telah lama merantau di ibukota Jakarta. Pria yang dahulunya bernama Irwan Anthony ini bekerja sebagai seorang sopir di salah satu rumah ibadah dari agama yang dipeluknya dahulu sebelum menjadi muallaf.
Bapak Muhammad Faizi bercerita kepada pengurus harian Bazma bahwa dirinya membutuhkan bantuan untuk tambahan ongkos pulang. Sebelumnya bapak Faizi juga bercerita tentang kisah hidupnya yang bekerja sebagai seorang sopir tersebut. Selama mengendarai mobil jemputan untuk para jamaah agama dahulu yang dipeluknya, dirinya sudah merasa tidak nyaman dan justru saat dia mendengarkan adzan hatinya begitu tenang. Hingga dia pun menjemput hidayahnya dengan memeluk agama Islam. Keputusannya itu tentu tidak berbuah manis karena istrinya tak mengikuti keinginannya dan mereka pun berpisah. Tidak disitu saja, teman yang memberi pekerjaan untuknya juga merasa kecewa dengan keputusannya itu dan membujuknya kembali untuk memeluk agama lamanya. Namun keputusan bapak Faizi tetap kuat, hingga dirinya ingin segera berhenti bekerja walaupun keadaan kembali membuatnya bingung akan bekerja apa nantinya dan dia juga masih menghargai jasa temannya itu.
Temannya pun masih mengizinkan dia bekerja. Selama beberapa bulan bertahan, dia pun kenal dengan seorang wanita muslim yang berjualan gado-gado tidak jauh dari tempatnya bekerja. Wanita tersebut juga terus menyemangati dan selama ini juga mengajarkannya cara sholat. Pada akhirnya wanita tersebut pun menjadi istri dari bapak Faizi setelah mereka menikah di desa tempat tinggal istrinya di provinsi Jambi. Setelah menikah, mereka kembali merantau ke Jakarta karena bapak Faizi masih bekerja ditempat lama sembari mencari pekerjaan lain.
Disuatu ketika bapak Faizi menyuruh istrinya untuk segera pulang ke kampung. Memang mereka tidak pulang bersama karena ongkos tidak mencukupi. Tetapi bulan depan ia pun akan menyusul pulang. Bapak Faizi berharap keluarga dari istrinya akan membantu mencarikan pekerjaan disana karena dia sudah tak sanggup lagi bekerja sebagai sopir dan di Jakarta pun dia masih kesulitan mencari pekerjaan lain. Namun sayang, setelah istrinya pulang, bapak Faizi mengalami musibah, mobil yang ia kendarai menabrak kendaraan lain hingga korban luka parah. Dari kejadian ini, dia kembali diuji saat korban menuntutnya. Apadaya bapak Faizi tidak memiliki biaya untuk mengobati korban hingga temannya berniat membantu, asal dia mau kembali memeluk agama lamanya. Dia pun menolak dan harus menerima resiko karena harus mendekam dipenjara selama beberapa tahun dan tertunda pulang.
Setelah terbebas dia pun memberanikan diri langsung pulang ke Jambi walau ongkos hanya pas-pasan itupun dia dapat dari bantuan temannya. Singkat cerita bapak Faizi yang sudah berada di Bazma Asset 2 ini pun mendapat tambahan ongkos untuk melanjutkan pulang dari dana infaq Bazma Asset 2. Beliaupun tersenyum dan berterima kasih lalu bergegas untuk melanjutkan perjalanan pulang agar kembali bertemu dengan istrinya.
Bapak Muhammad Faizi bercerita kepada pengurus harian Bazma bahwa dirinya membutuhkan bantuan untuk tambahan ongkos pulang. Sebelumnya bapak Faizi juga bercerita tentang kisah hidupnya yang bekerja sebagai seorang sopir tersebut. Selama mengendarai mobil jemputan untuk para jamaah agama dahulu yang dipeluknya, dirinya sudah merasa tidak nyaman dan justru saat dia mendengarkan adzan hatinya begitu tenang. Hingga dia pun menjemput hidayahnya dengan memeluk agama Islam. Keputusannya itu tentu tidak berbuah manis karena istrinya tak mengikuti keinginannya dan mereka pun berpisah. Tidak disitu saja, teman yang memberi pekerjaan untuknya juga merasa kecewa dengan keputusannya itu dan membujuknya kembali untuk memeluk agama lamanya. Namun keputusan bapak Faizi tetap kuat, hingga dirinya ingin segera berhenti bekerja walaupun keadaan kembali membuatnya bingung akan bekerja apa nantinya dan dia juga masih menghargai jasa temannya itu.
Temannya pun masih mengizinkan dia bekerja. Selama beberapa bulan bertahan, dia pun kenal dengan seorang wanita muslim yang berjualan gado-gado tidak jauh dari tempatnya bekerja. Wanita tersebut juga terus menyemangati dan selama ini juga mengajarkannya cara sholat. Pada akhirnya wanita tersebut pun menjadi istri dari bapak Faizi setelah mereka menikah di desa tempat tinggal istrinya di provinsi Jambi. Setelah menikah, mereka kembali merantau ke Jakarta karena bapak Faizi masih bekerja ditempat lama sembari mencari pekerjaan lain.
Disuatu ketika bapak Faizi menyuruh istrinya untuk segera pulang ke kampung. Memang mereka tidak pulang bersama karena ongkos tidak mencukupi. Tetapi bulan depan ia pun akan menyusul pulang. Bapak Faizi berharap keluarga dari istrinya akan membantu mencarikan pekerjaan disana karena dia sudah tak sanggup lagi bekerja sebagai sopir dan di Jakarta pun dia masih kesulitan mencari pekerjaan lain. Namun sayang, setelah istrinya pulang, bapak Faizi mengalami musibah, mobil yang ia kendarai menabrak kendaraan lain hingga korban luka parah. Dari kejadian ini, dia kembali diuji saat korban menuntutnya. Apadaya bapak Faizi tidak memiliki biaya untuk mengobati korban hingga temannya berniat membantu, asal dia mau kembali memeluk agama lamanya. Dia pun menolak dan harus menerima resiko karena harus mendekam dipenjara selama beberapa tahun dan tertunda pulang.
Setelah terbebas dia pun memberanikan diri langsung pulang ke Jambi walau ongkos hanya pas-pasan itupun dia dapat dari bantuan temannya. Singkat cerita bapak Faizi yang sudah berada di Bazma Asset 2 ini pun mendapat tambahan ongkos untuk melanjutkan pulang dari dana infaq Bazma Asset 2. Beliaupun tersenyum dan berterima kasih lalu bergegas untuk melanjutkan perjalanan pulang agar kembali bertemu dengan istrinya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda